Semenjak kecil manusia diberi kebebasan untuk BERTINGKAH dalam bumi ini. Mulai dari hal buruk hingga hal baik. Dari hal kecil hingga hal besar. Dari sesuatu yang tidak penting hingga hal penting. Dari suatu hal yang bersifat individu hingga hal yang bersifat sosial dan lain sebagainya. Ciptaan yang sungguh mulia ketimbang malaikat yang berada di Surga saat ini. Sungguh bersyukurnya kita sebagai seorang manusia yang masih diberi kesempatan untuk hidup hingga saat ini.
Tak disangkal pula dari kebebasan yang telah diberikan kepada manusia menjadikannya selalu menginginkan segala sesuatu yang ada di bumi ini. Dari yang mungkin didapat hingga dari hal yang tak mungkin didapat. Rela mengorbankan segala sesuatu untuk mendapatkan apa yang telah diinginkan dan dicita-citakan. Dari situlah ada dua tipikal kepribadian dari ciptaan manusia ini. Yang pertama berusaha sepenuh tenaga untuk mendapatkan keinginannya tanpa meminta kemudahan kepada Sang Pencipta, malahan ada yang cenderung ke arah tindakan musyrik. Kepribadian manusia yang kedua yaitu manusia yang rela sekuat tenaga apa yang diinginkan namun dia tahu bahwa apa yang dilakukan tidaklah berhasil dan sesuai harapan bila Sang Pencipta Semesta Alam tak membantunya. Hal itulah yang harus senantiasa kita tiru dari apa yang telah dilakukan manusia bertipikal yang kedua. Singkatnya usaha manusia 100% dan usaha ALLAH juga 100% dalam menjadikan keinginan kita tercapai.
Namun ada hal lain yang perlu diingat, bahwa APA YANG KITA INGINKAN belum tentu menjadi TERBAIK untuk KITA. Itulah salah satu hal yang harus SELALU diperhatikan oleh tiap insan yang ada di muka bumi ini. Memang rasanya PAHIT ketika apa yang sudah kita lakukan secara maksimal namun TIDAK DIKABULKAN oleh Sang Pencipta. Dari mulai menangis hingga meluapkan segala kemarahannya dengan memukul tembok hingga tangan berdarah (itu mungkin lo). Hal yang aku rasakan perih dan sedih luar biasa ketika apa yang aku inginkan TIDAK SEJALAN dengan kehendak Sang Pencipta. Namun hal itu harus dilakukan tahap demi tahap untuk MEREDAKANNYA.
Yang pertama, cobalah alihkan perhatian dari KEGAGALANMU dengan suatu hal yang membuatmu lupa akan hal itu.
Yang kedua, cobalah TIDUR SEJENAK untuk merefleksikan dan mengistirahatkan pikiran dari hal tersebut.
Yang ketiga, setelah bangun, cobalah berpikir bahwa KITA DISINI hanya NUMPANG tanpa membayar pula, jadi Sang Pencipta terserah melakukan apa saja terhadap kita.
Yang keempat, kuncinya ada di dalam hati, bahwa ALLAH itu bukanlah seorang guru yang bila kita melakukan hal baik terus mendapatkan nilai yang baik pula, bukanlah juga seorang dokter yang bila kita membayar uang yang cukup tinggi akan memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal, dan bukan pula sebagai orang tua yang selalu menuruti kehendak si anak bila menginginkan sesuatu, tapi LEBIH DARI ITU kawan. Sang Pencipta tahu apa yang SEBENARNYA kita BUTUHKAN bukan kita inginkan. Tidak lagi kita merasa bahwa Sang Pencipta tidak sayang kepada kita, apalagi kita sudah mati-matian melakukan suatu hal untuk keinginan kita sendiri, dan terlebih kita sudah dekat dengan Sang Pencipta namun ternyata masih diberikan hal yang membuat pikiran dan hati ini resah.
Hal itu semua tidak mungkin bisa dilakukan hanya dengan segenap saja, perlu adanya pembelajaran dari sikap dan niat kita untuk melangkah dalam kehidupan ini. Saya dan anda sama-sama terus belajar untuk menjadi seorang yang selalu disayangi Sang Pencipta. Alangkah baiknya bila saat ini kita terus diberikan kegagalan dan cobaan namun akan banyak waktu di depan dimana kesuksesan dan keberhasilan menjadi jatah kita untuk manusia yang senantiasa sabar dalam meunggu HIDAYAH dari NYA.